ONEBETQQ WISATA Keindahan pantai-pantai Timur Indonesia memang tak ada tandingannya. Satu lagi nih buat daftar liburanmu, Pantai Tanjung Mangga di Maluku. Agen Domino 99 Terpercaya
Tim detikcom menempuh perjalanan laut dari Pulau Bacan hingga sandar di Desa Lele, Pulau Mandioli, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku, pekan lalu.
Pemuda-pemuda setempat menceritakan tentang pantai indah di ujung pulau ini. Di sana, pasir putih terhampar di depan air laut yang bersih. Mereka juga menjanjikan karang-karang raksasa yang cocok untuk dijadikan objek foto guna diunggah di Instagram. Tanpa pikir panjang, kami berangkat sebelum hari gelap.
"Di sana ada makam keramat juga," kata Alfikram, salah seorang pemuda setempat.
Alfikram, Ari, dan Lamudin menyediakan tumpangan ke Pantai Tanjung Mangga. Letak pantai surgawi itu ada di Desa Bahu. Beruntung ada sepeda motor.
Kami lajukan motor sejak pukul 15.30 WIT. Jalannya berupa tanah, tanah berbatu, dan jalan setapak. Medan landai dan menanjak beberapa kali dilalui dengan ekstra hati-hati.
"Ini jalannya aduhai!" teriak Ari yang memboncengkan saya. Dia seolah tak peduli dengan kondisi sepeda motornya saat melewati jalan tak rata, tetap saja gas ditarik sampai maksimal.
Ini adalah akses darat dari Desa Lele menuju Desa Bahu. Selain jalur darat ini, penduduk bisa menggunakan perahu bermesin, orang setempat menyebutnya 'bodi'. Jalur darat yang kami lalui jauh dari kata layak. Tidak ada penerangan jalan di sini.
Sepeda motor bahkan sempat nyaris hilang keseimbangan, tapi kaki Ari masih mampu menahan. Entah berapa tikungan yang sudah dilewati. Kami mulai memasuki area perkebunan kelapa yang luas sekali. Laut biru berada di depan.
Sampailah di tepian Pantai Tanjung Mangga setelah sekitar 20 km perjalanan dalam waktu sejam. Tempatnya jauh dari perkampungan. Hari sudah sore.
Semuanya tersenyum. Kamera-kamera langsung aktif seketika. Pemandangan ini bakal lebih banyak dinikmati wisatawan sebagai objek wisata bila akses ke Pulau Mandioli dan akses darat ke sini dibikin lebih baik. Namun justru kesunyian pantai ini yang menambah nilai plus destinasi wisata di pelosok Nusantara.
Sore ini air laut sudah pasang. Pasir pantai sudah tenggelam.
"Ini kalau sedang surut bagus sekali. Kalau mau ke sini seharusnya pagi. Kalau cuaca bagus, bisa pakai perahu saja dari Desa Lele, bayar Rp 20 ribu," kata Ari menyarankan.
Tak ada pasir pantai, karang pun jadi. Saya meniti dan mendaki karang-karang tajam nan tinggi itu, mengikuti langkah Lamudin, anak muda setempat. Gerakan Lamudin cepat sekali seperti sudah kenal betul dengan tiap lekuk bebatuan di sini. Padahal karang begitu tajam, perlu berhati-hati bahkan untuk sekadar memegangnya.
"Di ujung sebalik karang besar, ada makam keramat," kata Lamudin menunjuk titik yang sulit dijangkau.
Suara ombak menabrak relung karang, menciptakan suara gemuruh yang mengintimidasi. Bila terjatuh dari titian sempit, maka tubuh akan terhempas ke karang-karang tajam. Ini berbahaya dan sangat tidak disarankan untuk dilakukan tanpa bimbingan warga lokal.
Sampailah saya pada posisi karang yang cukup tinggi. Dari sini terlihat pemandangan laut dan formasi bebatuan, plus tebing yang menawan hati. Sayang, ada yang mengganggu suasana.
Bendera parpol dan poster caleg berdiri di antara karang-karang indah. Saya melihat ada dua alat peraga kampanye itu, berasal dari parpol pendukung masing-masing calon presiden yang bersaing di Pemilu 2019 ini.
Memang Pemilu semakin dekat. Bendera-bendera parpol dan spanduk caleg dipasang di sana-sini, termasuk di sudut yang mustahil dibayangkan ini. Di depan ada laut yang kadang dilewati kapal-kapal. Bendera dan spanduk ini ditujukan untuk dilihat kapal-kapal yang jarang lewat itu.
Keberadaan spanduk dan bendera parpol ini sempat membuat rekan-rekan berpikir ulang untuk mengambil foto. Suasana alami akan berkurang bila benda-benda politis dipajang tanpa mengindahkan estetika, apalagi di tempat yang punya potensi wisata. Pantai Tanjung Mangga ini akan lebih indah bila tanpa kehadiran spanduk parpol.
Matahari sudah hampir tenggelam. Kami bergegas pulang. Jalan setapak di tengah hutan kami lalui lagi, kali ini dalam kondisi gelap total karena tak ada lampu penerangan jalan. Lampu dari sepeda motor adalah senjata utama di perjalanan menerobos gelap.
No comments:
Post a Comment