Home »
kuliner terbaru
» Istana yang Indah, Restoran Kuliner China dengan Gaya Modern
Istana yang Indah, Restoran Kuliner China dengan Gaya Modern
ONEBETQQ KULINER - Kuliner China menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Lihat saja, semakin banyak restoran yang menyajikan mi atau dim sum di berbagai sudut kota. Kali ini, Tempo mengajak Anda menikmati makan siang di Restoran Tien Chao yang menawarkan kuliner khas negeri Tiongkok.Agen Domino 99 Terpercaya
Nuansa China sudah terasa sejak Anda berada di depan pintu masuk Tien Chao. Ada sepasang patung singa yang seolah menjaga pintu. Patung itu dibuat mirip sekali dengan Barongsai yang bermakna keberuntungan dan kemakmuran.
Anda pun bisa melihat puluhan sumpit yang dipajang di pintu masuk. Sumpit-sumpit itu khusus diberi nama untuk para tamu-tamu khusus Tien Chao. Tien Chao, yang berada di Hotel Gran Melia Kuningan, memiliki arti tersendiri. Tien berarti awan, dan Chao berarti makanan. Bila digabungkan, Tien Chao bermakna Istana yang Indah.
Tempo duduk di pojok ruangan yang bisa menampung 150 tamu itu. Dengan pemandangan kolam renang hotel Gran Melia, Tempo menikmati sajian yang dipersembahkan oleh Executive Chef Hotel Gran Melia Jakarta, Ingo Oldenburg . Hidangan kami saat itu, dibagi menjadi sesi dim sum, makanan pembuka, sup, makanan utama, dan makanan penutup.
Pada sesi dim sum, Oldenburg menghadirkan tiga sajian yang menggugah selera. Ketiga dim sum itu adalah Tim Cheong Fun dengan udang goreng renyah, talas goreng isi daging ayam dengan rumput laut, dan tim pangsit ala Shanghai "Xiao Long Bao" dengan daging ayam dan saus X.O.
Tim Cheong Fun adalah makanan pertama yang mencuri perhatian Tempo. Tim Cheong Fun memiliki tekstur gurih, namun bila dilihat dari luar, sajian itu terlihat seperti makanan basah karena seolah dibalur kulit berwarna merah muda. "Kulit Tim Cheong Fun kami tambahkan pewarna dari sari buah naga," kata Oldenburg pada awal April 2019.
Talas goreng juga sangat menggugah selera. Selain rasanya yang krispy, talas goreng itu pun semakin lezat bila ditambahkan dengan kecap asin yang juga disediakan terpisah.
Salah satu sajian yang terkenal adalah tim Pangsit Xiao Long Bao yang disajikan dalam tempat kukusan bambu mini. Pangsit yang dikukus terasa lembut ditemani sepotong wortel yang menjadi alas pangsit itu agar tidak lengket dalam kukusan bambu itu. Oldenburg mengatakan selain ayam, Xiao Long Bao juga bisa disajikan dengan makanan non halal, sesuai permintaan pengunjung.
Dalam hidangan pembuka sang chef menyajikan aneka macam barbeque Kanton yang terdiri dari ayam bakar renyah, bebek panggang, arang ayam, dan salad ubur-ubur. Sajian Kanton ala China memiliki karakteristik lembut dengan rasa manis yang ringan. Tidak heran kebanyakan saus yang digunakan pun ringan dan lembut. Cara penyajiannya juga lebih banyak di direbus. Dengan metode memasak itu, bisa mempertahankan rasa makanannya.
Pada sesi ini, makanan yang menarik perhatian saya adalah arang ayam. Penampilannya yang berada di tengah piring dengan saus yang meleleh berwarna merah kental. Awalnya saya berpikir akan merasakan pedas di sajian itu, tapi ternyata rasanya manis. "Itu rasanya manis. Warnanya saja yang merah. Kami mengoleskan madu pada daging itu," kata Oldenburg.
Ayam bakar renyah dan bebek panggang pun sangat bisa meningkatkan selera makan Anda. Oldenburg berhasil menjaga kerenyahan kulit dalam ayam sekaligus menahan agar daging sajian itu bisa tetap lembut saat dimasukkan ke mulut.
Selanjutnya masuk sesi sup pangsit dengan aneka hidangan laut. Sup dengan kuah yang bening itu disajikan dengan lilin yang terus memanaskan sup itu memberikan rasa sangat manis sekaligus gurih. Dalam sup, ada sebuah pangsit lembut yang berisi sajian makanan laut. Ada pula sawi serta tiga buah goji berry yang juga memberikan rasa manis.
No comments:
Post a Comment