Salah satunya adalah Rawon Rampal Malang, tempat favorit banyak orang kala ingin berburu kuliner berkuah hangat. Buat kamu yang ingin berkunjung ke tempat makan legendaris di Malang ini, yuk ikuti dulu informasi lebih lengkapnya.
Tempat Makan Legendaris yang Telah Ada Sejak 1957
Tempat makan di Malang satu ini telah ada sejak tahun 1957. Dengan demikian, Rawon Rampal Malang kini telah berusia kurang lebih 62 tahun. Pendiri tempat makan ini adalah Mbah Syari’ah dam kini usahanya diteruskan oleh anak-anak dan keluarganya.
Uniknya, jika usaha kuliner lain kerap mengalami jatuh bangun, tidak dengan Rawon Rampal. Bagaimana tidak, sejak pertama kali berdiri, Rawon Rampal sudah laris dan digemari pengunjung dari berbagai kalangan.
Keunikan yang Membuat Citarasanya Tetap Terjaga
Kelezata rawon di sini sudah begitu tersohor. Selain mempertahankan resep turun-temurun, rahasianya adalah cara pengolahan yang tidak jauh berubah. Mereka memasak menggunakan tungku dan arang, hingga aromanya makin sedap.
Bau khas kayu bakar seolah merasuk ke dalam rawon. Sensasi ini takkan didapatkan jika menyantap rawon yang dimasak menggunakan gas elpiji.
Dari sisi tampilan, seporsi rawon di sini terlihat begitu menggiurkan. Ciri khasnya adalah kuahnya yang nampak lebih pekat tanpa lemak. Mereka menggunakan perbandingan satu kilo bumbu rempah untuk tiap satu panci rawon. Kuahnya sedap dan potongan dagingnya cukup tebal namun empuk.
Alamat Rawon Rampal Malang yang Strategis
Teman Traveler yang ingin mencicipi olahan rawon, langsung datang saja ke Jl. Panglima Sudirman No. 71 A, Klojen, Jawa Timur. Jam operasionalnya sejak pukul 07:00 sampai habis. Biasanya pukul 14:00 sudah ludes diburu penggemarnya.
Saat masuk ke dalam kedainya, kamu akan melihat bangunan cukup vintage dengan foto-foto orang terkenal dipajang di dindingnya. Untuk harganya, seporsi rawon di sini dipatok Rp32.000 saja. Ada banyak daging ataupun pilihan lauk lain yang bisa dicicipi.
Selain Rawon Tessy ataupun Rawon Nguling, Rawon Rampal ini cukup direkomendasikan. Tak perlu berpikir berulang kali untuk mencobanya saat berada di Malang.
No comments:
Post a Comment